Bahan Kotbah Sekolah Minggu, 29
Mei 2016 (I Setelah Trinitatis)
Nats : Mazmur. 119:105-107
Tema : Alkitab
Ayat hafalan : Mzm. 119:105
Tujuan : supaya anak dapat:
·
Mengucapkan kata “Alkitab”
·
Menirukan guru menyebutkan isi
Alkitab berdasarkan perikop
·
Menirukan guru menyebutkan fungsi
Alkitab
·
Menyatakan tekad untuk tetap
hidup sesuai Alkitab melalui nyanyian
Penjelasan Firman:
Mazmur 119 menunjukkan bahwa orang
Kristen yang hidup berbahagia adalah orang Kristen yang hidup berpegang pada
kebenaran firman Tuhan dan bertingkah laku sesuai dengan kebenaran firman
Tuhan.
1. Pada Mazmur 119:105 diawali
dengan ungkapan bahwa Firman Tuhan merupakan suatu pelita bagi kaki-ku dan
terang bagi jalan-ku , ungkapan ini merupakan ungkapan yang mendalam didasari
melalui penghayatan iman dalam realitas kehidupan. Dari ungkapan di atas,
memberikan tekanan bahwa Firman Tuhan sebagai pelita. Bentuk pelita untuk jaman
sekarang dapat kita gambarkan seperti apinya kecil, cahaya pancarannya hanya
terbatas, misalnya orang akan melihat jalan, ia berfungsi hanya sebatas
menerangi jalan yang akan dituju, pancaran cahanya tidak jauh, seperti misalnya
lampu petromak, senter, lampu listrik, dan obor. Tetapi justru dengan
menggunakan pelita tersebut orang tertolong untuk mengarahkan langkah pada satu
arah sasaran yang akan dituju, ia tidak akan menoleh ke kanan-kekiri atau ke
belakang, karena jarak pandang yang sangat terbatas. Sehingga sasaran yang akan
dicapai, dicapai dengan maksimal. Dari pengambaran pengertian di atas, fungsi
dari pelita, yaitu memberikan dasar arah orang beriman (Ams. 6:23).
2. Sedangkan pada ayat ke 106 menyampaikan respons
pemazmur. Ada keputusan yang tegas untuk berpegang pada hukum-hukum Tuhan. Kata
“hukum” (Ibrani: mishpat) berasal dari kata kerja untuk mengadili atau
menata. Dalam bentuk jamak seperti di sini, kata itu merujuk pada
keputusan-keputusan yang sudah dibuat oleh Tuhan sebagai hakim, khususnya dalam
hukum Taurat. Sifatnya bukan hukum positif melainkan banyak contoh bagaimana
berbagai prinsip mendasar seperti keadilan, harkat manusia, dsb, diterapkan
dalam kehidupan Israel. Firman Tuhan menjadi pelita karena ada ketegasan hati
untuk hidup sesuai dengan keadilan yang terkandung di dalamnya.
3. Ayat 107 merincikan kegelapan yang dialami pemazmur,
yakni, penindasan. Penindasan merendahkan harkat manusia, semacam maut,
sehingga pemazmur berdoa supaya Tuhan menghidupkannya kembali sesuai dengan
firman-Nya. Pertolongan Tuhan yang diharapkan dalam doa akan sesuai dengan
keselamatan Israel dari penindasan di Mesir, dan mungkin banyak kisah lagi
dalam firman Tuhan.
Aplikasi :
Alkitab terdiri dari tujuh
kata dan berisikan firman Tuhan, sehingga kita tahu apa yang Tuhan mau dalam
hidup kita melalui Alkitab. Nah, melalui nats firman Tuhan hari ini, Dia mau
kita sebagai anak Sekolah Minggu menjadikan Alkitab sebagai penerang kita dalam
belajar dan bermain. Loh, penerang bagaimana? Nah, begini nih melalui
firmanNya, kita beroleh pengharapan, kekuatan, kasih dan sebagainya; Ia telah
mengajarkan kita arti kehidupan yang sebenarnya agar dapat dipraktekkan dalam
kehidupan seharian kita. Tatkala kita jatuh, kita berduka, kita bersedih, kita
hilang arah tujuan, kita mau nyerah, kita disakiti teman, kita marah, dll,
firman Tuhan lah yang memberikan kita petunjuk dalam segala hal. Karena itu, orang
yang percaya akan Tuhan tidak akan pernah gentar dan tidak takut untuk maju
karena ia hidup di dalam roh dan kebenaran. Percaya itu bukan atas percaya pada
diri sendiri, tetapi percaya akan Janji-janji Tuhan bahwa Dia akan menggenapi
apa yang telah disampaikan oleh-Nya kepada kita. Karena itu, Firman-Nya menjadi
pelita bagi kita menjalani hidup pada masa depan dan menerangi seluruh
perjalanan hidup kita walaupun kita jatuh tersungkur dalam percobaan, tetapi
kita tetap berdiri megah, lebih dari seorang pemenang karena firman-Nya telah
menjadi perisai keselamatan kita dan meneguhkan lagi iman kita agar kita tetap
berakar di dalam Tuhan. Disitulah kita beroleh kekuatan di dalam Tuhan karena
kita hidup menurut firmanNya.
Adik-adik pasti tahu dengan lagu “Firman-Mu pelita bagi kakiku, terang
bagi jalanku”, nah mari kita bersama-sama bertekad untuk selalu menyalakan
firman Tuhan kemana saja kita pergi supaya kita tidak tersesat dan terus
menjadi anak kesukaan Tuhan.
Alat Peraga: Senter kecil (lilin, lampu, obor,
dll) dan Alkitab. Bayangkan! Adik (bisa menunjuk salah seorang anak) akan
bepergian dengan ayah. Kebetulan ayah adik punya mobil (atau sepeda motor).
Cuma sudah malam dan gelap. Dibatalkan saja, karena gelap? Tetap jadi!
Mobil/motor juga bisa berjalan dalam kegelapan. Di pabriknya, mobil-mobil (atau
sepeda-sepeda motor) ketika dibuat, diperlengkapi dengan lampu. Sehingga kalau
pun malam dan gelap, mobil/motor tetap bisa jalan. Pernahkah lampu listrik di
rumah adik padam? Jadinya bagaimana adik berjalan kesana- kemari untuk
mengambil barang-barang yang mungkin dibutuhkan? Apa di rumah adik ada senter,
seperti ini? (Tunjukkan senternya!). Senter ini haruslah diletakkan di tempat
yang gampang dicapai untuk mengambilnya. Dalam kegelapan, senter ini sangat membantu.
Coba bayangkan! Ada seorang yang sakit keras di rumahmu. Tiba waktunya dia
harus meminum obatnya. Lampu listrik tiba-tiba padam! (Kalau memungkinkan lampu
dalam ruangan dipadamkan, agar gelap). Perlu ada senter (nyalakan senternya!)
untuk berjalan ke lemari obat. Juga perlu senter untuk memilih obat yang tepat.
Juga perlu senter untuk bisa membaca petunjuk penggunaannya pada bagian luar
kemasan obat itu. Senter ini memberi terang dalam kegelapan, agar kita dapat melakukan
itu semua. (Lampu ruangan dinyalakan lagi) Pada waktunya adik-adik akan menjadi
orang-orang dewasa. Kalian akan membutuhkan alat penerang dalam menjalani
kehidupam kalian masing-masing. Untuk itu, senter atau lampu seperti yang ada
di mobil tidak bisa menolong kalian. Yang kalian butuhkan adalah INI!
(tunjukkan Alkitab-nya). Seorang satrawan bangsa Israel pernah menulis:
“FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Firman
Tuhan yang tertulis dalam buku ini adalah seperti senter tadi. Kita perlu
membacanya dan menghafal ayat-ayat tertentu. Seperti senter tadi, Firman Tuhan
akan menuntun kita dalam hidup ini. Ketika kehidupan kita terasa gelap, firman
Tuhan menjadi penerang bagi kita. Itu berarti bahwa selama kita rajin membaca
Alkitab dan melakukan dengan taat perintah Tuhan yang disampaikan melalui buku
ini (tunjukkan lagi Alkitab-nya!), percayalah, kita tak akan berjalan dalam
kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar